PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK MEMAHAMI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA REMAJA


A.     PERIODE MASA REMAJA

Masa remaja ( Adolesence ). Istilah Adolesence atau remaja bersal dari kata latin Adolenscere ( kata bendanya, adolensentia yang berarti remaja ), yang berarti pula “ tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Lazimnya masa remaja dianggap sebagai permulaan seorang anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja menunjukan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa remaja daripada tahap akhir masa remaja. Hasil survai ini juga menunjukan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir masa remaja.

Secara umum masa-masa remaja dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa awal remaja dan masa akhir remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira sejak umur 15 atau 16 atau 17 tahun dan berakhir umur 21 tahun atau berakhir pada saat individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang secara hukum. Masa ini dikenal sebagai periode peralihan, diamana individu mencari identitas atau sering juga disebut sebagai masa tidak realistis dan masa ambang dewasa.

Akibat sifat perubahan dan peralihan ini, remaja rata-rata bersikap ambivalen : disatu pihak ingin diperlakukan seperti anak kecil, namun dilain pihak ingin diperlakukan dan diakui sebagai orang dewasa meski segala kebutuhannya masih minta dipenuhi oleh orang tuanya sebagai mana halnya anak kecil.

Pada masa ini terjadi perubahan yang sangat pesat, baik dalan fisik, peilaku, sikap, dan keadaan psikisnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa perubahan yang bersifat universal yang terjadi pada remaja, antara lain :

Meningkatkan emosi yang biasanya berhubungan dengan perubahan fisik Perubahan bentuk tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Dengan perubahan minat dan perilaku, maka nilai juga berubah. Apa yang yang dianggap penting pada masa anak-anak sudah tidak dianggap penting lagi.

Umumnya remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menuntut dan menginginkan kehebatan, tetapi pada saat bersamaan ia sering takut dengan resiko dan tanggung jawab yang harus dipikulnya

Kesulitan utama yang dihadapi remaja dalam mengatasi masalah individualisasi ialah kesulitan dalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang dewasa karena sikapnya yang ambivalen itu.untuk itu masa remaja,meski sedemikian penting sebagai tahap yang harus dilaui menuju masa dewasa, tetapi sering tidak memiliki tempat khusus dalam perkembangan kepribadian seseorang. Maksudnya, sebagai masa transisi, masa remaja seringkali dilupakan atau tidak memiliki identifikasi rentang waktu khusus dan sifat-sifat kepribadian yang konstan. Hal ini berhubungan dengan kecenderungan sikap ambivalen yang sedemikian dominan pada periode ini. Rata-rata identifikasi yang agak universal menyangkut rentang waktu biasanya dididentifikasi sebagai usia antara 13 sampai 18 tahun. Sedangkan yang menyakut kejadian-kejadian penting biasaanya beberapa perubahan berikut :

1.      Perkembangan aspek-aspek biologis.
2.  Menerima peranan dewasa berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat dimana ia dibesarkan.
3.      Mendapatkan kebiasaan emosional dari orang tua dan orang dewasa.
4.      Berusaha mendapatkan pandangan hidup sendiri.
5.      Merealisasi suatu  identitas sendiri dan dapat mengadakan partisipasi dalam kebudaayaan pemuda sendiri.

B.      Ciri-ciri masa remaja
Seperti halnya periode yang penting selama rentang kehidupan , masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Hal ini akan diterangkan secara singkat dibawah ini.

Masa remaja adalah salah satu periode yang penting dalam proses perubahan-baik dalam pengertian pertumbuhan maupun perkembangan-yang terjadi secara cepat.

Masa remaja adalah periode peralihan . Dalam setiap  periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Dilain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status ambivalen ini memberikan peluang kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda-beda dan mencoba menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

Masa remaja sebagai periode perubahan. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama masa awal remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan sikap dan perilaku juga berkembang pesat. Jika perkembangan fisik menurun maka perubahan sikap perilaku menurun juga.

Masa remaja sebagai usia bermaslaah. Setiap periode memiliki masalah sendiri-sendiri namun masalah masa remaja sering menjadi maslah yang sulir ditasi baik yang terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Terdapat dua alas an bagi kesulitan itu. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, maslahn ya sebagian diselesaikan oleh orangtua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi maslahnya sendiri, menolak bantuan orangtua dan guru-guru.

Masa remaja sebagai masa pencari identitas. Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidk puas lagi denga jadi sama dengan teman-teman dalam segala hal.

Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Dengan semakin mendekatnya usia kematanga yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks, mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

C.      PERKEMBANGAN FISIK,KOGNITIF,BAHASA,EMOSI,SOSIAL, DAN MORAL PADA USIA REMAJA

1.      Perkembangan Fisik

Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis (Sarwono,1994). Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas .dalam konteks ini, kematangan oragan-orhgan seks dan kemampuan reproduktif bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut “growth spurt” (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubhan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi badan (Zigler dan Stevenson,1993). Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi dua tahun lebih awal dari anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami pertumbuhan cepat pada usia 10,5 tahun dan anak laki-laki pada usia 12.5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini berlangsung selama kira-kira 2 tahun ( Diamond & Diamond, 1986).

Menurut Ziglerdan Stevenson (1993), secara garis besarnya perubahan-perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik sesksual. Berikut ini akan dijelaskan beberapa dimensi perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut:

2.      Perubahan dalam tinggi dan berat

Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci. Sedangkan tinggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak lelaki . Dalam tahun ini, tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertamabah lebih dari 4 inci(Zigler dan Stevenson, 1993).

Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan,yakni sekita 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina,1990).Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja,namun ia lebih mudah dipengaruhi,seperti melalui diet,latihan dan gaya hidup umumnya.Oleh Karena itu ,perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibanadingan dengan tinggi.

3.      Perubahan dalam proporsi tubuh

Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan,percepatan,pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi ubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada tertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Perubahan proporsi tubhuh yang tidak seimbang ini menyebabkan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badanya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya.

Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa remaja, juga terlihat kepada perubahan cici-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. Disamping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi perdebatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi meningkat. Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat dari anak perempuan.

4.      Perubahan pubertas

Pubertas(puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangkan dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada cici-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan tersebut.

D.     Perubahan cici-ciri seks primer

Ciri-CIri seks primr menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer yang sangat penting ditunjukkandengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan(penis) dan kantong kemaluan(scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum(Seifer dan Hoffnung).

Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormone, terutama oleh hormone perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak. Hormon perangsang pria ini merangsang testis, sehingga testis menghasilkan hormone testosteron dan androgen serta spermatozoa(Sarwono, 1994). Sperma yang dihasilkan dalam testis selama masa remaja ini memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami mimpi basah yang pertama. Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche, yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Terjadinya menstruasi pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Pada anak perempuan terdapat hormone estrogen dan progesterone ( Sarwono,1993 ).

E.      Perubahan ciri-ciri seks sekunder

Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi,namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

1.      Perkembangan Kognitif

Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kappasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya (Mussen, Conger & Kagan, 1969). Hal ini adalah karena selama periode masa remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembangan dengan cepat. Disamping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran pada syaraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan(Carol & David R., 1995).

Perkembangan prontal lobe sanagt berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberinya suatu tingkat perkembangan moral dan kesadaran sosial yang baru.ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak mulai memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat, orang tua dan bahkan kekurangan diri sendiri (Myers,1996). Kemudian , dengan kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya menjadikan remaja mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topic-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan.

2.      Perkembangan kognisi  sosial

Menurut Dacey & Kenny (1997), yang dimaksud dengan kognisi sosial adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka.

Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek kognisi sosial remaja ini adalah apa yang diistilahkan dengan psikolog David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia ( dan dirinya sendiri ) dan perspektifnya mereka sendiri. Dalam hal ini, remaja mulai mengembangkan sesuatu gaya pemikiran egosentris, dimana mereka lebih memikirkan tentang dirinya sendiri dan seolah-olah memandang dirinya dari atas. Remaja mulai berpikir dan mengintepretasikan kepribadian dengan cara sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli teori kepribadian berpikir dan mengintepretasikan kepribadian, dan memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara yang unik.

3.      Perkembangan moral

Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transis. Meskipun moral erat kaitannya dengan hubungan interpersonal, namun sejak lama ia telah menjadi wilayah pembahasan dalam filsafat. Oleh sebab itu, Lawrence Kohlberg menempatkan moral sebagai fenomena kognitif dalam kajian psikologi. Apa yang disebut moral menurut Kohlberg adalah bagian dari penalaran (reasoning , sehingga ia pun menamakannya dengan penalaran moral (moral reasoning). Penalaran atau pertimbangan tersebut berkenaan dengan keluasan wawasan mengenai relasi antara diri dan orang lain, hak dan kewajiban. Relasi diri dengan orang lain ini didasarkan atas prinsip equality, artinya orang lain sama derajatnya dengan diri. Jadi, antara diri dan diri orang lain dapat dipertukarkan. Ini disebut prinsip reciprocity. Moralitas pada hakikatnya adalah penyelesaian konflik antara diri dan orang lain, antara hak dan kewajiban (Setiono,1994).

Dengan demikian, orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang mendasarkan tindakannyaatas penilaian baik buruknya sesuatu. Karena lebih bersifat penalaran, maka perkembangan moral menurut Kohlberg sejalan dengan perkembangan nalar sebagaimana yang dikemukakan oleh Piaget. Makin tinggi tingkat penalaran sesorang menurut tahap-tahap perkembangan Piaget tersebut, makin tinggi pula tingkatan moralnya. Dengan penekannya pada penalaran ini berarti Kohlberg ingin melihat struktur proses kognitif yang mendasari jawaban ataupun perbuatan-perbuatan moral.


0 comments